Materi IPA kelas 7 semester 2 : Gunung dan tsunami


Gunung berapi dan tsunami

oleh : Rachmanita Prihana Rizki

Definisi Gunung berapi

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat  didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam  wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di  bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan  hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena  pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau  gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai  musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di  daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.

Proses terjadinya Gunung Berapi

1. Akumulasi sedimen: lapisan lapisan sedimen dan batuan vulkanik  menumpuk sampai kedalaman beberapa kilometer.
2. Perubahan bentuk batuan dan pengangkatan kerak bumi:sedimen  yang terbentuk tadi mengalami deformasi karena adanya gaya  kompresi akibat tumbukan antar lempeng-lempeng tektonik.
3. Pengangkatan kerak bumi akibat gerakan blok sesar: tumbukan  antar lempeng akan mengangkat sebagian kerak bumi sebagai  lipatan lebih tinggi dari sekitarnya sehingga terbentuk gunung.  Sedangkan jika terjadi gaya tegangan atau tarikan antar lempeng  maka akan terbentuk graben (lembah)

GUNUNG BERAPI

Klasifikasi

>Berdasarkan catatan sejarah erupsi:
-Tipe A
-Tipe B
-Tipe C
>Berdasarkan sumber erupsi:
-Pusat
-Samping
-Celah
-Eksentrik

>Berdasarkan kuat letusan dan tinggi tiang asap:
-Tipe Hawaiian
-Tipe Strombolian
-Tipe Plinian
-Tipe Subplinian
-Tipe Ultraplinian
-Tipe Vilkanian
-Tipe Surtseyan dan Freatoplinian

>Berdasarkan bentuk:
-Stratovolcano
-Perisai
-Cinder cone
-Kaldera

Jenis-jenis Gunung Berapi

Gunung Berapi Perisai (Shield Volcano)


Gunung Berapi perisai bukan terbentuk  dari letusan, tetapi wujud  dengan adanya aliran  lava basal cair yang  beku. Lava basal  bersifat tipis dan basah,  aliran lava ini secara  bertahap membentuk  permukaan yang landai  dan melebar luas.



Kerucut Bara (Cinder Cone)

Terbentuk dari bara basal  dan abu vulkanik dari  runtuhan material  piroklastik, atau material  yang dikeluarkan semasa  letusan eksplosif. Oleh  kerana pembentukkan  berpunca dari serpihan  material dan bukan dari  lava, gunung ini mudah  mengalami erosi, dan  ukurannya pun relatif lebih  kecil daripada gunung-  berapi campuran
 

Gunung Berapi Campuran (Composite Volcano)

Dikenal pula dengan nama Gunung  Berapi strato (stratovolcano), yang  terbentuk oleh kombinasi aliran  lava dan material piroklastik pada  letusan eksplosif. Lapisan-lapisan  lava yang bercampur dengan  material piroklastik ini semakin  lama semakin padat dan di  akumulasi menjadi lapisan baru.
Gunung-api campuran umumnya  berbentuk simetri dan menajam,  dengan sisinya yang jauh lebih  tinggi dan lebih curam dibanding  gunung-berapi perisai.


Kaldera (Caldera)

Kaldera adalah suatu  kawasan berbentuk bulat  atau oval yang rendah di  tanah. Kawasan ini  terbentuk pada saat tanah  mengelongsor akibat  adanya letusan yang  eksplosif sehingga dapat  meledakkan bahagian atas  gunung, atau memuntahkan  magma yang ada di dalam  perut gunung.


Klasifikasi gunung berapi di Indonesia


-Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi  magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
-Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi  mengadakan erupsi magmatik namun masih  memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan  solfatara.
-Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam  catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda  kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola  pada tingkah lemah.

Di Indonesia (Jawa dan Sumatera)  pembentukan gunungapi terjadi akibat  tumbukan kerak Samudera Hindia dengan  kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman  lebih kuat dan dalam sehingga bagian  akresi muncul ke permukaan membentuk  pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll.  (Modifikasi dari Katili, 1974).


Erupsi disebabkan tekanan gas yang kuat dari dalam bumi yang terus menerus mendorong magma menuju ke permukaan (a). Magma memiliki suhu 1200°C akan melelehkan batuan di sekitarnya. Akibatnya, terjadilah penumpukan magma dan tekanan udara dari dalam bumi semakin besar, sehingga tersimpan energi yang besar untuk mendorong magma keluar (b). Material yang dikeluarkan gunung meletus meliputi material padat, cair dan gas. Letusan gunung berapi mengeluarkan material padatan berupa batuan, mineral dari dalam bumi, lava, lahar dan gas beracun yakni Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (SO2), dan Nitrogen dioksida (NO2). Lahar merupakan lava yang bercampur dengan batuan, air dan material lainnya.


Bahaya gunung berapi


Bahaya Utama

1.Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan  bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi  dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan  gunung awan yang menyusuri lereng
2.Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung
3.Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung  Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi  pernafasan, mata, pencemaran air tanah
4.Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan  kental dan bersuhu tinggi, antara 700 – 12000 C. Karena cair, maka lava  umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya
5.Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas  ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang  terdapat di daerah gunung api.
6.Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat  letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar untuk  mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang tsunami

Solusi

 
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Merapi
-Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk  mengungsi.
-Membuat perencanaan penanganan bencana.
-Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
-Mempersiapkan kebutuhan dasar

Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
-Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah
aliran lahar.
-Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan  diri untuk kemungkinan bencana susulan.
-Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang,  celana panjang, topi dan lainnya.
-Jangan memakai lensa kontak.
-Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
-Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua  belah tangan.

Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
-Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
-Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau  meruntuhkan atap bangunan.
-Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa  merusak mesin

TSUNAMI

-Tsunami (Bhs.Jepang), terdiri dari kata tsu berarti  pelabuhan dan nami berarti gelombang atau  ombak secara harfiah berarti "ombak besar di  pelabuhan”.
-Tsunami adalah serangkaian gelombang yang  terjadi ketika sekumpulan air yang besar, secara  cepat berpindah tempat.
Kecepatan gelombang Tsunami tergantung dari kedalaman laut. Gelombang Tsunami merupakan rangkaian gelombang atau disebut juga kereta gelombang. Karena merupakan rangkaian maka gelombang yang terjadi tidak hanya satu kali atau berupa gelombang tunggal tetapi terjadi beberapa kali gelombang. Gelombang pertama bukanlah gelombang yang menghancurkan karena sesudah gelombang pertama akan disusul gelombang kedua dan seterusnya yang lebih besar kekuatannya. Sebuah gelombang tsunami memiliki panjang gelombang mencapai 100 km dan dapat menyapu selama satu jam nonstop.


Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami dapat terjadi karena adanya gempa  bumi,gempa laut, gunung berapi meletus, hantaman  meteor di laut, pergerakan besar di atas dan di bawah  air, ledakan di bawah air, pergeseran lempeng kulit  bumi,pengujian bom nuklir.


Penyebab Terjadinya Tsunami

Gempa yang dapat menimbulkan peluang tsunami:
-Gempa dengan Episentrum di dasar laut.
-Kekuatan gempa min. 6,5 SR.
-Gempa dangkal.
-Wilayah gempa relatif luas.

 

Gerakan vertikal pada kerak bumi, mengakibatkan  dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, sehingga  terjadi aliran energi air laut    ketika sampai di pantai  menjadi gelombang besar yang mengakibatkan  terjadinya tsunami.
 

 


Tanda- Tanda terjadinya Tsunami

Air laut yang surut secara tiba-tiba
• Bau asin yang sangat menyengat
• Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang sangat keras
• Batas horizon antara lautan dan langit tidak terlihat jelas (seperti terlihat mendung)
• Merasakan terjadinya gempa
• Biasanya akan muncul gelembung-gelembung gas pada permukaan air dan membuat pantai terlihat seperti mendidih

Jenis-Jenis Gelombang Tsunami

Berdasarkan waktu terjadinya setelah gempa, tsunami dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
Tsunami jarak dekat (lokal), terjadi 0 sampai 30 menit setelah terjadinya gempa. Jarak episentrum sejauh 200 km.
Tsunami jarak menengah, terjadi 30 menit sampai 2 jam setelah terjadinya gempa. Lokasinya berjarak 200 km sampai 1000 km dari episentrum.
Tsunami jarak jauh, terjadi lebih dari 2 jam setelah terjadinya gempa. Lokasinya berjarak lebih dari 1000 km dari episentrum.

Langkah Penyelamatan Menghadapi Tsunami

1.Jika berada di sekitar pantai dan merasakan adanya gempa bumi dan air laut surut dengan tiba-tiba, segera lari ke tempat yang lebih tinggi.
2.Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal, jangan merapatkan kapal ke pelabuhan atau pantai.
3.Hindari sungai yang dekat dengan laut.
4.Jika gelombang pertama telah surut jangan terburu-buru untuk kembali ke daerah yang rendah.
5.Jika tsunami telah benar-benar reda, baru melakukan pertolongan kepada korban.

Thankyou




Related

newsticker 4650285309373627242

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow us !

Chanel news

Up Date

Arsip

Tayangan

Tabs

item