"MAMAK, AKU JATUH CINTA SAMA MURIDKU"

"MAMAK, AKU JATUH CINTA SAMA MURIDKU"
Namaku Alib Ulis Sihono , dipanggil
Alib, aku adalah guru baru yang
ditempatkan di SMP Negeri Raiepik di
pelosok desa luar pulau jawa, umurku 20
tahun, sebenarnya mamakku tidak rela aku berangkat untuk mengabdi di sana. Tapi bapak selalu memberi semangat dan
dorongan untuk jangan takut menghadapi tantangan yang akan datang. Aku naik
pesawat turun di bandara ibukota Propinsi lalu naik angkutan umum. Aku melewati
daerah yang masih sepi di pegunungan dengan jalan berliku, hatiku mulai
bertanya-tanya, seperti apakah nanti tempatku mengajar, aku mulai takut dan
cemas. Dan ada yang bikin aku kaget ketika melewati sungai yang belum ada
jembatannya, bisnya menyeberang sungai dan mencebur di situ, aku takut sekali,
jangan-jangan bisnya kebawa air, ternyata tidak, bisnya menyeberang dengan
selamat, karena sungai itu tidak dalam
dan tidak berlumpur tapi terdiri dari batu-batu kecil yang bisa dilewati dengan
aman. Di situ ada anak-anak cewek dan cowok yang mandi bersama, sambil
bersendau gurau. Hatiku mulai senang, aku sepertinya merasakan ada hawa
kedamaian di tempat ini.
Aku tiba di desa Raiepik dan singgah di rumah bapak kepala desa, dan
disambut dengan sangat baik oleh keluarganya. Bapak Kepala desa orangnya baik
sekali, orangnya ramah, baik hati dan tidak sombong hehehe , dia memilik dua orang anak , yang besar cewek namanya
Beatrice kelas IX SMP N Raiepik
sedangkan adiknya cowok namanya Pedro
kelas IV SD N Raiepik. Aku untuk sementara tinggal di rumah bapak kepala desa
karena belum ada tempat singgah.
Bebarapa hari di desa Raiepik aku sudah kerasan dan merasa sangat senang dengan alamnya yang
sangat indah dan begitu alami. Aku mengajar di SMP N Raiepik juga merasa enjoy, anak-anaknya baik-baik dan sangat sopan sama bapak ibu guru. Pada suatu hari aku diajak pergi ke sungai untuk cuci pakaian bersama
keluarga pak kepala desa. Aku merasa bahagia sekali diajak ibu, Beatrice dan
Pedro kami pergi ke sungai untuk mencuci pakaian. Airnya sangat bersih dan jernih, mengalir
gemericik menyejukkan hati. Kami sampai di sungai dan bersama-sama mencuci
pakaian. Kebetulan ibu nyuci agak jauh karena cuciannya besar-besar dan Pedro
main air tak jauh dari ibu. Aku dan Beatrice nyuci bersebelahan dan aku beranikan diri ngobrol sama Beatrice,
sambil cuci baju aku bertanya padanya " dek habis SMP kamu mau nerusin ke
mana ? Dengan tersipu malu dia menjawab " belum tahu pak guru, ikut maunya
ayah dan ibu saja". Melihat dia yg tersipu-sipu dan mencuri pandang
padaku, jantungku terasa bergetar, ya ampun cantik banget anak ini, sampai aku
tidak begitu fokus dengan jawabannya. Anaknya tinggi semampai, kulitnya putih
dan rambutnya panjang sekali. Aku jadi membayangkan seandainya dia jadi istriku
betapa bahagianya aku hehehehe 😀😄😄 wow...pikiranku mulai berselancar
pergi kemana-mana, sampai akhirnya terdengar suara Beatrice memanggilku "
pak guru ......pak guru..... Beatrice diajakin ke Jawa dong, pingin lihat
Malioboro, pak guru kalau sama Malioboro jauh enggak ? Tanyanya padaku, btw dia
tahu kalau aku dari Jogja sih. "Ohw dekat dek" jawabku sambil tersipu karena kaget.
"Ajakin dong pak guru" rupanya anak ini mulai menggodaku sambil nyipratin
air di sampingku. "Wah Yo mau banget dek, apalagi sama anak secantik kamu
hehehe" jawabku pun mulai berani. Waduh kok aku mulai berani ngegombal ya, padahal aku tuh sama wanita
paling takut, karena aku tuh orangnya SD hehehe 😀😀😀 (sadar diri), orangnya pendek dan jelek 😆😆. Kalian pasti tahu
kenapa aku berani ngegonbal Beatrice, jawabnya pikir sendiri yaah hehehe ? (Ya karena muridku hehehe)
Sudah 5 bulan ini aku menjadi guru di
SMP NEGERI Raiepik dan aku tinggal di rumah kepala desa karena di daerah
terpencil ini belum ada rumah dinas atau rumah kost tetapi aku sudah sangat
kerasan di sini, apalagi ada gadis kecil yang sudah mampu mencuri hatiku. Padahal
selama di Jogja aku belum pernah punya pacar, btw aku takut yang namanya wanita
😄😄😄😄. Pada suatu hari di perpustakaan pada waktu jam pelajaran
bahasa Indonesia saya lihat Beatrice ngobrol bareng sama Nascimento teman
sekelasnya, mereka mengerjakan tugas dari guru nya mereka begitu akrab, aku
melihatnya sekilas pas aku lewat, jelas
banget mereka begitu asyiknya, aku rasanya sesek banget 😭😭 kemudian masuk ke ruang guru, tidak
tahu kenapa tiba-tiba mataku kembeng kembeng, rupanya aku cemburu aku menangis,
hik hiks air mataku berjatuhan, aku sudah berusaha untuk menahannya tapi tetap
saja air mataku meleleh dan aku berusaha
menyembunyikan itu tapi tetap saja ada
yg lihat. " Pak Alib ada apa kok nangis tanya Bu Angel kepadaku "
Gapapa Bu, hanya kangen rumah kok" jawabku yang berbohong demi amannya
diriku sambil mengusap airmataku yang masih mengalir. Beginikah rasanya jatuh
cinta, aku belum pernah merasakan ini sebelumnya. Aku jadi ingat Film si Patcai
temannya Sun gokong dia pernah mengatakan
(beginilah cinta, cinta itu derita tiada berakhir) oh ternyata
benar, Panah cinta itu sudah mengenai
hatiku , dan kini hatiku mulai berdarah ,hahaha dalam batinku aku ngakak
sendiri. Di sekolahku tidak ada yang tahu kalau aku menyukai Beatrice karena
aku tidak pernah menampakkan kedekatanku padanya. Aku sadar kok kalau pak guru tidak boleh
macari anak muridnya, maka aku selalu jaga jarak walau sebenarnya aku pingin
selalu dekat padanya hehehehe 😀😄😄.
Waktu demi waktu berlalu, aku sudah
berusaha menyembunyikan kedekatan ini, tapi tetap saja tak bisa disembunyikan,
banyak orang mulai tahu kalau aku menyukai Beatrice dan keluarga pak kepala
desa pun sepertinya memberi lampu hijau tentang hubungan ini . Sudah menjadi adat di sini
bahwa anak cewek tidak sekolah tinggi-tinggi, dan kebanyakan anak SD atau SMP
kalau memang sudah ada yang mau meminang ya di persilahkan.
Sudah hampir setahun aku tugas di
desa Raiepik rasanya cepat sekali, terkadang sampai kelupaan tidak membalas
whatshap dari mamak. Kasihan
Mamak, sampai kadang aku lupain, padahal mamak kangen sama aku anaknya
yang pemalu dan suka minder ini,
hehehehe 😀😀.
Aku punya rencana kalau setahun kerja aku harus pulang, dan aku bilang
mamak kalau liburan panjang ini aku mau
pulang ke Jogja. Dan niat itu juga saya sampaikan ke keluarga pak kepala desa.
"Pak guru kalau ke Jogja ajak aku ya, kan dulu pak guru sudah pernah
bilang mau ajak aku, aku pingin jalan jalan ke Malioboro " seru Beatrice
pas ngobrol bareng di ruang tengah. "Wah kalau cuma kita berdua ya gak
boleh dek, nanti apa kata orang ?" Sela ku sambil membela diri untuk
menghindar. "Ayah ..ayah liburan
kita ke Jogja bareng pak guru ya" rengeknya kepada bapaknya. Sepertinya pak kades menghiyain saja, karena
sambil mengangguk dia berkata "Ya dek , sekalian kita sekeluarga ke Jogja,
nak Alib sudah saya anggap anak saya sendiri, kebetulan kita semua belum pernah
ke Jogja, gitu kan nak Alib, kita singgah di rumahmu boleh kan ? "Sekalian
Beatrice liburan habis lulusan sekolah, bolehkan nak Alib ?" Aku
menjadi kebingungan harus menjawab apa, maka dengan spontan aku menjawab "
Ya pak boleh , boleh sekali" jawabku singkat sambil tersipu-sipu karena
kaget akan pertanyaan itu. "
Horeeee horeee...asyik" teriak Beatrice sambil memeluk bapaknya, waduh kok
gak meluk aku ya (batinku), aku kok mangharap banget sih hehehehe, dasar aku yang modus
hehehe, gumamku dalam hati.
Pertengahan bulan Juli aku pulang ke
Jogja, aku sudah bercerita ke mamak
bapak kalau aku pulang bersama keluarga pak kades keluarga yang saya tumpangi
selama ini. Selama perjalanan aku banyak duduk
berduaan dengan Beatrice yang mana sepertinya ibu dan pak kades memberikan
kesempatan itu pada ku, aku banyak bercerita dan bersenda gurau dengan Beatrice
sampai seperti rasanya perjalanan ini hanya milik kami berdua, ada saja yang
bisa kami saling ceritakan.
Jam 5 pagi kami sampai di rumah
Jogja, mamak dan bapak sudah mempersiapkan semuanya, kebetulan rumahku cukup
besar, maklum rumah kuno, ada Gandok,
pringgitan, ngomah ngarep, sentong dan sebagainya, kita langsung duduk
dan ngobrol di Gandok. Keluarga pak kades diterima dengan senang hati, sehabis
mandi dan berbenah ibu kades langsung bantu bantu mamak masak masak sementara pak kades dan bapak masih
ngobrol di depan sambil ngopi buatan
mamak, sedangkan aku Beatrice dan Pedro
habis mandi jalan jalan pagi menikmati
udara Jogja, ehm segeeer hehehehe.
Mak ... Pak .. nanti sore pada mau ke
Malioboro ikut enggak ? Tanyaku pada ibu dan bapakku. "Tidak usah le,
ajaklah adikmu saja si Dito". Dito adalah adikku satu satunya, dia sekolah
SD kelas 6 di dekat rumahku, aku sama adikku umurnya cukup jauh jaraknya, tapi dulu
kalau di suruh nungguin adik selalu males anaknya usil, nungguin anak cowok
pinginnya perang melulu hehehehe.
Seperti rencana , sore itu kami pergi
ke Malioboro, berenam, pak kades Bu kades, aku,
Beatrice, Pedro dan Dito. Kami satu mobil pak kades duduk sama Bu kades
aku sama Dito sedangkan Beatrice sama Pedro adiknya. Di sepanjang perjalanan
kami saling cerita dan akhirnya duduk kami mengalami pergeseran, aku duduk sama
Beatrice dan Dito sama Pedro, hahaha kok cocok banget ini ya 😄😄😄. Sepertinya Dito cocok banget
ngobrol sama Pedro. Dan aku cocok banget ngobrol sama Beatrice, yang jelas
hatiku banyak bunganya hehehehe, eh maksudku hatiku berbunga-bunga gituh 😆😆😆.
Di Malioboro asyik banget pokoknya,
sepertinya aku gak mau ninggalin malam itu, malam yang sangat indah walau
ngobrolku ada yg mantau yaitu pak kades dan Bu kades 😄😄.
Walah aku pacaran sama muridku ini hehehehe, enggak lah dia udah SMA
weee pikirku menghibur diri. Malulah nek pacar sama anak SMP, masih kecil 😆😆 Malam itu pokoknya asyik, kami makan
di tempat lesehan, nikmatin pengamen yg melantunkan lagu cinta (cieeee). Weh
lagunya kok judulnya KLEBUS ,wah gak nyambung banget pikirku, walau begitu toh
aku tetep ikut bersenandung juga, soalnya lagunya asyik sih hehehe. Aku bisa
lagu Jawa loh ya, soalnya aku sering nyetel YouTube , walau di rantau aku tetep
suka nyetel lagu Jawa. Jam 23.00 kami pulang dan sampai rumah langsung pada
tidur karena capeknya luar biasa.
Hari berikutnya kami pesiar ke pantai
parang Tritis, semua ikut tanpa kecuali. Satu mobil pas buat kami ber 8 orang.
Pokoknya liburan ini kami ingin manfaatkan betul untuk rekreasi. Aku tuh pingin
dekat selalu dengan Beatrice, pingin ngobrol, pingin canda, pingin berdua dan
seterusnya seterusnya seterusnyaaaa hehehehe. Mamak dan bapak sepertinya mulai
curiga, aku sepertinya dilihatin terus, tidak enak jadinya. Aaaah terserahlah,
terserah apa kata dunia. Pedro dan Dito bermain sampai puas, aku dan Beatrice
sesekali istirahat minum berdua, minum kelapa muda yang ku beli di dekat situ.
Jam 15.00 kami pulang dan pada malam
harinya kami ngumpul di ruang tengah sambil nonton tv dan menikmati pisang
goreng buatan mamak dan Bu kades dan menikmati kopi asli yg di bawa pak kades.
Pokoknya mantab deh. Ketika aku sedang asyik mainan hp, mamak manggil saya dari
ruang dalam " Leee...Lee kemari Lee." Aku pun langsung lari mendapati
mamak. " Ada apa Mak " jawabku sambil mendekat ke mamak. Kemudian
dengan suara pelan mamak ku tanya sama aku " le kamu pacaran sama Beatrice
ya" "ya Mak" jawabku singkat tapi jelas dan tegas. " Waduh
le dia itu masih SMP le" tanpa sengaja mamakku mengeraskan suaranya.
" Mak Ojo sero sero Mak isin aku, Ndak krungu bocahe (Mak jangan keras
keras , aku malu, nanti anaknya dengar" celetukku sambil menutupi mulut
mamakku, aku sama mamakku tuh memang akrab sih, kadang sok lucu hehehehe 😀.
Sambil gedruk gedruk kaki , mamakku teriak "Ra oleh ... Ra oleh .. ijih cah SMP (gak boleh .. gak boleh masih anak SMP" dengan suara memelas aku bilang Mamak "Mak Ojo sero sero , ngapunten aku Tresna Karo bocah SMP, plis Mak hiks hiks ojo nesu yo mak (Mak jangan keras keras , maaf aku jatuh cinta sama anak SMP, plis Mak hiks hiks jangan marah yo mak). Aku tahu Mamakku tuh sayang banget sama aku, maka dia tidak nglanjutin marahnya, tetapi sepertinya dia masih belum percaya akan ini semua, tetapi aku bilang ke mamak kalau di sana tuh, anak SMP itu dah biasa sudah nikah. Mamakku bilang umurku masih terlalu muda nikamti dulu masa muda dan Beatrice juga masih kecil, sekolah dulu yang tinggi.
Aku sebetulnya sudah pingin segera menikah, karena memang di daerah itu sudah biasa nikah di usia muda. Aku
jadi bingung , apakah cintaku direstui sama Mamak dan Bapakku atau tidak, aembuhlah
terserah apa kata dunia, tapi yang jelas aku sangat mencintai Cantikku,
sayangkuh, semangatkuh, cintahkuh, Beatriskuh
…..muach
Sekian dulu ya ceritanya ...dah ngantuk
banget nich … besok dilanjut lagi ya ...
.maaf sampai di sini dulu..see you again bye bye.
Cerita ini hanya fiksi, maaf kalau ada kesamaan nama,
ataupun alamat. Terimakasih
Sudah pernah ptutus asa gara-gara tidak mendapatkan yang di cinta apa belum ?
BalasHapus